Kapan waktu yang tepat untuk resign?

Pekerjaan 3 Mar 2020

Topik ini sering banget diobrolin sama teman-teman kerja saat makan siang ataupun after office. Biasanya diawali dengan cerita keluh kesah kerjaan mulai dari bos yang rese, deadline kerjaan yang mepet, hingga rekan kerja yang saling menjatuhkan.

Terus sebenarnya kapan sih waktu yang tepat untuk resign dari kantor kalian saat ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini sebenarnya cukup rumit ya setiap orang secara spontan pasti punya jawaban yang berbeda-beda. Jadi kita akan mulai dari beberapa pertanyaan basic dulu:

  1. Apakah kamu masih bisa mengembangkan diri ditempat yang sekarang?
  2. Apakah karir kamu masih bisa berkembang untuk 1 sampai 2 tahun kedepan?
  3. Apakah kamu merasa lingkungan pekerjaanmu sehat baik lingkungan dan pertemanannya?
  4. Apakah kamu merasa gaji kamu cukup layak untuk posisi, pengalaman, dan skill kamu saat ini?
  5. Apakah kamu mempunyai masalah dengan atasan kamu langsung (direct manager)?

Dari kelima pertanyaan ini akan membantu kita untuk menentukan keputusan apakah kita akan resign saat ini atau tidak.

Dimulai dari pertanyaan nomer 1 dan 2, jika kamu merasa value kamu baik itu secara ilmu maupun karir tidak ada perkembangan dalam 2 tahun kedepan, maka kamu lebih baik resign. Karena sebagai seorang manusia yang normal tentu kita suka dengan sebuah peningkatan karir dan skill yang terasah setiap harinya. Jika tidak bisa berkembang ditempat sekarang sebaiknya mencari tempat lain untuk berkembang.

Untuk pertanyaan nomer 3, ada beberapa orang yang memaklumi bahwa adanya politik diperusahaan itu hal yang wajar. Namun, ada beberapa yang menganggap bahwa hal itu harusnya tidak ada, seorang karyawan dinilai harus berdasarkan objective key result bukan karna menjilat bosnya atau karena kecantikan fisik belaka.

Kalau kamu merasa sebagai golongan kedua, maka ketika jawaban kamu adalah sehat, ada baiknya kamu stay diperusahaan itu. Tapi jika jawabannya tidak, maka ini bisa jadi pertimbangan untuk resign dari perusahaan kamu sekarang dengan mempertimbangkan jawaban-jawaban dari pertanyaan selanjutnya.

Dilanjutkan dengan pertanyaan nomer 4, pertanyaan ini agak sensitif bagi beberapa orang karena menyangkut gaji. Ada beberapa orang bekerja bukan untuk gaji, tapi mayoritas orang pasti hal pertama yang akan dipertimbangkan adalah berapa gajinya. Ya, gaji ini merupakan salah satu hal yang membuat kita akan bertahan atau tidak disebuah perusahaan. Jika jawaban kamu untuk nomer tiga ini adalah tidak layak, maka kamu harus membuktikan dulu bahwa ada perusahaan lain yang mau membayar kamu lebih untuk posisi dan skill mu saat ini. Cara membuktikannya adalah dengan apply ke posisi yang sama (kebutuhan skill sama) di perusahaan lain sampai dengan tahap offering gaji.

Interview

Tanpa sebuah pembuktian ini, kita bisa jadi hanya terbuai dengan angan belaka tanpa mengetahui kondisi persaingan pasar SDM. Jika terbukti bahwa kamu memang layak untuk dibayar lebih, maka ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk resign dari perusahaan kamu. Dengan pertimbanhan jawaban nomer 1 dan 2 juga tentunya.

Nomer 5, biasanya akan mempengaruhi performa kamu secara langsung. Direct manager ini biasanya sangat menentukan penilaian karir kita disebuah perusahaan. Jika kamu punya masalah dengannya, apakah kamu masih bisa metolerir? dan seberapa lama kamu bisa?

Jika jawabannya tidak bisa, apakah ada kesempatan untuk pindah atasan? Jika kamu bisa pindah atasan dan cocok dengan atasan tersebut maka masih ada baiknya kamu stay di perusahaan saat ini. Jika masalah dengan tersebut tidak bisa diatasi, kamu berpeluang besar untuk resign dari perusahaan kamu saat ini. (**notes: jika sumber masalah adalah dari direct manager, bukan dari kamu)

Jadi bisa disimpulkan kalau kamu menjawab nomer 1-4 pertanyaan tersebut dengan jawaban tidak, maka inilah saat yang tepat untuk mencoba kesempatan baru diperusahaan lain. Sedangkan, jika dari penjelasan diatas kamu masih bisa bertahan dengan beberapa kondisi tersebut maka saat ini bukanlah saat yang tepat untuk kamu resign dari pekerjaanmu.

Tag

Salman Farozi

Backpacker yang suka jalan-jalan, masak dan makan. Living in the moment.